Description
Engineering Home Package Sr 2
Paket belajar di rumah (Engineering Home Package)
Dijamin anak anda tidak bosan dirumah, dan belajar langsung dengan praktek nya
Untuk usia 7-10
Setiap pembelian akan mendapatkan akses E-Learning berisi tutorial dan lembar kerja nya
dan Bonus Video Conference dengan Instruktur (30 Menit)
Isi Paket :
1 Paket Belajar Water Dispenser
1 Paket Belajar Washing Machine
1 Paket Belajar Windmill and
1 Paket Belajar House Lamp
Semua bahan dan langkah-langkah telah ditest dan aman untuk anak-anak usia 7-10.
Selamat Belajar dengan Engineering Home Package Sr 2 nya
produktivitas merupakan salah satu potensi anak yang perlu dikembangkan sejak dini. Mengapa? Karena produktivitas adalah salah satu pondasi agar anak mampu menyelesaikan masalah, mamu berpikir out of the box, dan menjelajah sesuatu yang baru.
Dan semua itu, bisa menjadi modal untuk kesuksesan anak, apapun cita-citanya kelak, dokter, arsitek, peneliti, sutradara, atau jurnalis.
Berikut ini 10 cara mengasah dan mempertajam produktivitas anak dengan cara menyenangkan:
1. Bermain
Bermain bisa menjadi media untuk mengembangkan produktivitas anak. Untuk itu, sediakan berbagai macam mainan untuknya. Anda bisa membelinya — tentu saja tidak harus mahal– atau membuat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang ada. Untuk menemukan ide membuat mainan Anda bisa mencarinya di pinterest — kata kunci DIY atau art and craft — dan di instagram. Selain itu, beri ia kesempatan untuk bermain di luar rumah, mengenal alam, dan bermain dengan teman-teman. Lewat cara itu anak akan kaya pengalaman dan terbiasa berinteraksi dengan lingkungan yang akan membuatnya belajar banyak kondisi, termasuk menyelesaikan masalah.
2. Biarkan Anak Berimajinasi
Salah satu cara melatih imajinasinya adalah membacakan buku setiap hari. Beri anak kesempatan untuk memilih buku yang ia sukai. Libatkan anak saat membaca dengan memintanya mengira-ngira, suara seorang tokoh atau karakternya. Selain mengasah imajinas membacakan buku dan mendongeng akan menambah perbendaharaan bahasa anak. Ajak juga anak bermain role play. Misalnya, memintanya menjadi koki atau dokter dengan dengan menggunakan perlengkapan mainan. Dengan itu, dengan imajinasinya anak akan berusaha memerankan kondisi-kondisi tersebut.
3. Pertanyaan Kreatif
Cobalah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kreatif dan mendorongnya untuk berekspresi baik secara verbal maupun non- verbal. Seperti, “Coba, nak, beritahu Bunda, bagaimana cara kamu memainkan mainan ini?” atau “Apa yang akan terjadi jika kran air tidak ditutup?”. Perhatikan jawaban anak, walaupun tidak seluruhnya benar, tapi itu berusaha untuk berpikir.
4. Hindari Kata Salah
Kadang reaksi atau imajinasi anak tidak selalu sama dengan anak sepantarnya. Misalnya, ia menggambar mobil dengan roda segitiga. Jika kondisi ini terjadi, usahakan Anda tidak berkata “SALAH” akan imajinasinya. Anda bisa berkata “Menarik sekali. Kira-kira mobilnya bisa jalan tidak jika rodanya berbentuk seperti itu…” Dengarkan penjelasannya. Siapa tahu ia membuat gambar itu karena misalnya,karena rodanya rusak.
5. Lihat Minat & Bakat
Coba mulai memerhatikan apa yang disukai oleh balita. Apakah ia senang menggambar, menumpuk barang, berolahraga, menari atau kondisi lainnya. Setelah mengetahui, kegemarannya, mulailahlah Anda mengasahnya sejak dini. Misalnya dengan menyediakan crayon dan kertas gambar bagi anak yang senang menggambar, melatihnya berolahraga bagi anak yang senang olahraga dan memasukkannya ke sanggar seni jika anak menyukai seni. Dengan demikian, kemampuan anak akan terasah dengan baik.
6. Bebaskan Anak Bereksplorasi
Anak sudah dibekali dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Jadi, biarkan mereka mengerjakan eksplorasi terhadap dunia di sekitarnya. Tentu saja Anda perlu memberitahu mana yang bahaya dan yang tidak. Misalnya, Anda tentu perlu memberitahu bahwa api itu panas dan bisa melukai dengan cara mendekatkan nyala api di korek api ke dekatnya. Anda juga perlu siap menjawab pertanyaannya mengenai berbagai kondisi. Sebab itu, Anda pun perlu membekali diri dengan bermacam pengetahuan yang bisa Anda peroleh lewat berbagai informasi di buku, website, atau berbagi dengan teman-teman yang memiliki anak seusai.
7. Jangan Dipaksa
Jika anak Anda tidak menunjukkan bakat atau produktivitas, Anda tidak perlu terlalu memaksa. Misalnya, dengan hanya fokus mengembangkannya di situ. Semua butuh proses dan waktu. Yang bisa Anda lakukan adalah memberikan stimulus untuk memancing produktivitasnya keluar, seperti kegiatan bermain. Perlahan-lahan pasti akan terlihat. Paling penting adalah ia harus mengerjakannya dengan enjoy dan antusias.
8. Berikan Pengalaman Baru
Berikan waktu khusus untuk anak dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi seperti museum, kebun binatang, sawah, kebun, peternakan, pasar tradisional, dan taman rekreasi. Di tempat baru ini anak akan melihat, menyentuh, mendengar, merasakan bahkan mencium sesuatu yang baru yang akan memperkaya pengalamannya. Dengan pengalaman itu anak akan meramunya menjadi modal untuk mengerjakan sesuatu yang kreatif.
9. Kurangi Larangan
Tahukah Anda bahwa larangan dapat mematikan produktivitas seseorang? kondisi ini juga berlaku untuk balita. Sebisa mungkin Anda mengurangi “melarangnya”. Misalnya Anda melarang anak memegang lumpur atau kodok, hanya karena Anda takut tangannya kotor, padakondisi tangan kotor bisa dicuci. Sebagai gantinya, berikanlah saran apa yang seharusnya ia lakukan, bukan melarangnya. Misalnya, boleh memegang lumpur dan bermain dengan lumpur asal setelahnya mencuci tangan. Namun, dalam kondisi tertentu bila terpaksa, Anda tentu saja harus tegas. Misalnya, anak ingin perosotan di pegangan tanggan padakondisi itu berbahaya. Jika itu yang terjadi, katakan bahwa Anda tidak ingin ia terluka dan ia tak bisa bermain lagi. Solusinya Anda bisa mengajaknya bermain perosotan di taman.
10. Liburan Kreatif
Liburan kreatif untuk anak tidak harus mahal, namun yang penting sesuai dengan minat anak. kondisi ini bahkan bisa dilakukan di rumah. Misalnya dengan berkebun, mendekorasi kamar, membuat kreasi “DIY” dan masih banyak lagi. Bisa juga Anda mengajak keluar rumah seperti bermain permainan outbound. Dengan begitu anak akan mendapatkan banyak pelajaran bersosialisasi, kerjasama, toleransi dan tentu saja menyenangkan.
11. Beri Pujian
Selalu memberikan pujian jika anak mengerjakan sesuatu yang keratif. Misalnya, anak bermain pesawat terbang dengan daun mangga atau dengan piring kertas. “Wah, pesawatnya keren sekali. Mau terbang ke mana?” Anda bisa mengatakan begitu. Cara itu akan membuat anak terdorong untuk berimajinasi dan mencari kondisi-kondisi baru yang akan mencuri perhatian Anda. Namun juga selalu ingatkan anak bahwa tidak masalah jika mengerjakan kesalahan, karena dari situ justru ia akan tahu dan dicoba lagi dan dicari solusinya. Itu semua akan membuat anak semakin bersemangat untuk mencoba sesuatu yang baru dan tidak takut mengerjakan kesalahan.